Unilever menambah deretan panjang brand besar yang mendukung LGBTI. Brand besar artinya memiliki brand-brand kecil dibawahnya. Bagi kalian yg belum paham arti dari "
MENDUKUNG", silahkan baca artikel kemarin yg
ini.
Post instagram akun @unilever pada 18 Juni 2020 menyatakan bahwa mereka mendukung LBGTI melalui cara:
1. Menandatangani Declaration of Amsterdam for LGBT Inclusive Workplace, hal ini memastikan bahwa lingkungan kerja di Unilever sangat bersahabat dengan kehadiran karyawan dari kaum LGBTI dengan pemberian hak-hak yang sama tanpa ada diskriminasi.
2. Bergabung pada Open for Business (sebuah koalisi perusahaan yg sama-sama mendukung hak-hak LGBTI).
3. Meminta Yayasan Stonewall untuk memeriksa (audit) kebijakan Unilever dan melakukan benchmark untuk perkembangan kedepannya.
Nah, sebagaimana kita ketahui, Unilever ini mengakuisisi banyak perusahaan kecil. Adapun brand yg bernaung di bawah Unilever Indonesia, adalah sebagai berikut.

Banyak juga ternyata brand makeup dan skincare yang termasuk dibawah naungan Unilever. Aku liat ada Lakme, Ponds, Citra dan Vaseline. Selebihnya produk pangan dan toiletris serta kebutuhan rumah tangga. Lalu? Perlukah diboikot juga?
Secara diplomatis, Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia, Sancoyo Antarikso menanggapi hal ini sebagai berikut.
"Secara global dan di Indonesia, Unilever percaya pada keberagaman dan lingkungan yang inklusif,"
"Kami telah berada di Indonesia selama 86 tahun, dan kami selalu menghormati dan memahami budaya, norma dan nilai-nilai setempat. Oleh karena itu, kami akan selalu bertindak dan menyampaikan pesan-pesan yang sesuai dengan budaya, norma dan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia."
Seperti ituh. Aku kutip dari
berita CNBC Indonesia. Intinya, beliau menjelaskan, kalau Unilever Global dan Unilever Indonesia itu berbeda. Unilever Indonesia tetap menghargai norma dan nilai yg berlaku di Indonesia dan tidak akan membuat statement dukungan terbuka seperti itu.
Sebenernya ini cuman statement untuk meredakan emosi netijen yang kurang cerdas aja sih. Kalau udah ketentuan corporate pusat begitu, pasti kantor cabang akan ngikutin dan mengadaptasi ke dalam sistem operasionalnya. Unilever Indonesia pasti tetap menerima karyawan LGBT tanpa ada diskriminasi. Tapi tidak perlu mereka membuat penyataan terbuka agar tidak menuai protes.
Jadi? Masih mau koar-koar boikot tanpa paham maksud kampanyenya apa?
Wah keren nih penjelasannya
BalasHapus